Thursday, May 22, 2014

SEJARAH MENGAPA LEBARAN BISA DUA VERSI


Oleh : Ahmad Musta'in Syafi'ie *)

Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy'ari itu sekawan, sama-sama menunut ilmu agama di Arab Saudi. Sama-sama ahli Hadis dan sama-sama ahli fikih. Saat hendak pulang ke tanah air, keduanya membuat kesepakatan menyebarkan islam menurut skil dan lingkungan masing-masing.

Kiai Ahmad bergerak di bidang dakwah dan pendidikan perkotaan, karena berasal dari kuto Ngayogyokarto. Sementara kiai Hasyim memilih pendidikan pesantren karena wong ndeso, Jombang. Keduanya adalah orang hebat, ikhlas dan mulia. Allahumm ighfir lahum.

Keduanya memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dengan cara melandasi anak bangsa dengan pendidikan dan agama. Kiai Ahmad mendirikan organisasi Muhammadiyah dan kiai Hasyim mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Saat beliau berdua masih hidup, tata ibadah yang diamalkan di masyarakat umumnya sama meski ada perbedaan yang sama sekali tidak mengganggu.
Contoh kesamaan praktek ibadah kala itu antara lain : Pertama, shalat tarawih, sama-sama dua puluh rakaat. Kiai Ahmad Dahlan sendiri disebut-sebut sebagai imam shalat tarawih dua puluh rakaat di masjid Syuhada Yogya. Kedua, talqin mayit di kuburan, bahkan ziarah kubur dan kirim doa dalam Yasinan dan tahlilan (?). Ketiga, baca doa qunut Shubuh. Keempat, sama-sama gemar membaca shalawat (diba'an).

Kelima, dua kali khutbah dalam shalat Id, Idul Ftri dan Idul Adha. Keenam, tiga kali takbir, "Allah Akbar", dalam takbiran. Ketujuh, kalimat Iqamah (qad qamat al-shalat) diulang dua kali, dan yang paling monumental adalah itsbat hilal, sama-sama pakai rukyah. Yang terakhir inilah yang menarik direnungkan, bukan dihakimi mana yang benar dan mana yang salah.

Semua amaliah tersebut di atas berjalan puluhan tahun dengan damai dan nikmat. Semuanya tertulis dalam kitaf Fikih Muhammadiayah yang terdiri dari tiga jilid, yang diterbitkan oleh : Muhammadiyah Bagian Taman Pustaka Jogjakarta, tahun 1343an H. Namun ketika Muhammadiyah membentuk Majlis Tarjih, di sinilah mulai ada penataan praktik ibadah yang rupanya " harus beda " dengan apa yang sudah mapan dan digariskan oleh pendahulunya. Otomatis berbeda pula dengan pola ibadahnya kaum Nahdhiyyin. Perkara dalail, nanti difikir bareng dan dicari-carikan.

Disinyalir, tampil beda itu lebih dipengaruhi politik ketimbang karena keshahihan hujjah atau afdhaliah ibadah. Untuk ini, ada sebuah Tesis yang meneliti Hadis-hadis yang dijadikan rujukan Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam menetapkan hukum atau pola ibadah yang dipilih.

Setelah uji takhrij berstandar mutawassith, kesimpulannya adalah : bahwa mayoritas Hadis-Hadis yang pakai hujjah Majlis Tarjih adalah dha'if. Itu belum dinaikkan pakai uji takhrij berstandar mutasyaddid versi Ibn Ma'in. Hal mana, menurut mayoritas al-Muhadditsin, hadis dha'if tidak boleh dijadikan hujjah hukum, tapi ditoleransi sebagai dasar amaliah berfadhilah atau Fadha'il al-a'mal. Tahun 1995an, Penulis masih sempat membaca tesis itu di perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Ygyakarta.

Soal dalil yang dicari-carikan kemudian tentu berefek pada perubahan praktik ibadah di masyarakat, kalau tidak disebut sebagai membingungkan. Contoh, ketika Majlis Tarjih memutuskan jumlah rakaat shalat Tarawih depalan plus tiga witir, bagaimana praktiknya ?.

Awal-awal instruksi itu, pakai komposisi : 4,4,3. Empat rakaat satu salam, empat rakaat satu salam. Ini untuk tarawih. Dan tiga rakaat untuk witir. Model witir tiga sekaligus ini vrsi madzahab Hanafi. Sementara wong NU pakai dua-dua semua dan ditutup satu witir. Ini versi al-Syafi'ie.

Tapi pada tahun 1987, praktik shalat tarawih empat-empat itu diubah menjadi dua-dua. Hal tersebut atas seruan KH Shidiq Abbas Jombang ketika halaqah di masjid al-Falah Surabaya. Beliau tampilkan hadis dari Shahih Muslim yang meriwayatkan begitu. Karena, kualitas hadis Muslim lebih shahih ketimbang Hadis empat-empat, maka semua peserta tunduk. Akibatnya, tahun itu ada selebaran keputusan majlis tarjih yang diedarkan ke semua masjid dan mushallah di lingkungan Muhammadiyah, bahwa praktik shalat tarawih pakai komposisi dua-dua, hingga sekarang, meski sebagian masih ada yang tetap bertahan pada empat-empat. Inilah fakta sejarah.

Kini soal itsbat hilal pakai rukyah. Tolong, lapangkan dada sejenak, jangan emosi dan jangan dibantah kecuali ada bukti kuat. Semua ahli falak, apalagi dari Muhammadiyah pasti mengerti dan masih ingat bahwa Muhammadiyah dulu dalam penetapan hilal selalu pakai rukyah bahkan dengan derajat cukup tinggi. Hal itu berlangsung hingga era orde baru pimpinan pak Harto. Karena orang-orang Muhammdiyah menguasai deprtemen Agama, maka tetap bertahan pada rukyah derajat tinggi, tiga derajat ke atas dan sama sekali menolak hilal dua derajat. Dan inilah yang selalu pakai pemerintah. Sementara ahli falak Nadhliyyin juga sama mengunakan rukyah tapi menerima dua derajat sebagai sudah bisa dirukyah. Dalil mereka sama, pakai Hadis rukyah dan ikmal.

Oleh karena itu, tahun 90an, tiga kali berturut-turut orang NU lebaran duluan karena hilal dua derajat nyata-nyata sudah bisa dirukyah, sementara Pemerintah-Muhammadiyah tidak menerima karena standar yang dipakai adalah hilal tinggi dan harus ikmal atau istikmal. Ada lima titik atau lebih tim rukyah gabungan menyatakan hilal terukyah, tapi tidak diterima oleh departemen agama, meski pengadilan setempat sudah menyumpah dan melaporkan ke Jakarta. Itulah perbedaan standar derajat hilal antara Muhammadiyah dan NU. Masing-masing bertahan pada pendiriannya.

Setelah pak Harto lengser dan Gus Dur menjadi presiden, orang-orang Muhammadiyah berpikir cerdas dan tidak mau dipermalukan di hadapan publiknya sendiri. Artinya, jika masih pakai standar hilal tinggi, sementara mereka tidak lagi menguasai pemeritahan, pastilah akan lebaran belakangan terus. Dan itu berarti lagi-lagi kalah start dan kalah cerdas. Maka segera mengubah mindset dan pola pikir soal itsbat hilal. Mereka tampil radikal dan meninggalkan cara rukyah berderajat tinggi. Tapi tak menerima hilal derajat, karena sama dengan NU.

Lalu membuat metode "wujud al-hilal". Artinya, pokoknya hilal menurut ilmu hisab atau astronomi sudah muncul di atas ufuk, seberapapun derajatnya, nol koma sekalipun, sudah dianggap hilal penuh atau tanggal satu. Maka tak butuh rukyah-rukyahan seperti dulu, apalagi tim rukyah yang diback up pemerintah. Hadis yang dulu dielu-elukan, ayat al-Qur'an berisikan seruan " taat kepada Allah, Rasul dan Ulil amr " dibuang dan arergi didengar. Lalu dicari-carikan dalil baru sesuai dengan selera.

Populerkah metode "wujud al-hilal" dalam tradisi keilmuwan falak ?. Sama sekali tidak, baik ulama dulu maupu sekarang.

Di sini, Muhammdiyah membuat beda lagi dengan NU. Kalau dulu, Muhammadiyah hilal harus berajat tinggi untuk bisa dirukyah, hal mana pasti melahirkan beda keputusan dengan NU, kini membuang derajat-derajatan secara total dan tak perlu rukyah-rukyahan. Menukik lebih tajam, yang penting hilal sudah muncul berapapun derajatnya. Sementara NU tetap pada standar rukyah, meski derajat dua atau kurang sedikit. Tentu saja beda lagi dengan NU. Maka, selamanya tak kan bisa disatukan, karena sengaja harus tampil beda. Dan itu sah-sah saja.

Dilihat dari fakta sejarah, pembaca bisa menilai sendiri sesungguhnya siapa yang sengaja membuat beda, sengaja tidak mau dipersatukan, siapa biang persoalan di kalangan umat ?.

Menyikapi lebaran dua versi, warga Muhammadiyah pasti bisa tenang karena sudah biasa diombang-ambingkan dengan perubahan pemikiran pimpinannya. Persoalannya, apakah sikap, ulah atau komentar mereka bisa menenangkan orang lain ?.

Perkara dalil nash atau logika, ilmu falak klasik atau neutik, rubu' atau teropong moderen sama-sama punya. Justeru, bila dalil-dalil itu dicari-cari belakangan dan dipaksakan, sungguh mudah sekali dipatahkan.

Hebatnya, semua ilmuwan Muhammadiyah yang akademis dan katanya kritis-kritis itu bungkam dan tunduk semua kepada keputusan majlis tarjih. Tidak ada yang mengkritik, padahal kelamahan akademik pasti ada. Minal aidin al-faizin, mohon maaf lahir dan batin.


Catatan:
*) Penulis adalah Direktur Madrasatul Qur’an Tebuireng
Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150268506916712

AGENDA RAHASIA PKS [KESAKSIAN MANTAN KADER]

Testimoni ini ditulis oleh seorang mantan kader PKS dari Universitas Indonesia ( UI ) DKI Jakarta, bernama Arbania Fitriani sebagai "note"pribadinya di facebook
Pertama-tama,saya menuliskan pengalaman saya ini tidak untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekkan salah satu partai  besar di Indonesia. Saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk menjadi bahan renungan para pembaca agar dapat lebih mengenal PKS dari dalam.

Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengenal PKS secara objektif, agar rakyat Indonesia mengetahui apakah PKS benar-benar mengusung kepentingan rakyat Indonesia atau justru sedang mengkhianati masyarakat dan para kadernya sendiri dengan sentimen keagamaan serta jargon sebagai partai bersih. Sayangnya, banyak masyarakat dan orang-orang di dalam tubuh PKS ini pun tidak menyadarinya.

Bagian tersebut akan saya jelaskan secara singkat di akhir cerita saya, dan sekarang saya ingin berbagi dulu kepada para pembaca mengenai sistem pengkaderan PKS yang sangat canggih dan sistematis sehingga dalam waktu singkat membuatnya menjadi partai besar.

Saya waktu mahasiswa adalah kader PKS mulai dari 'am sirriyah sampai ke 'am jahriyah. Mulai dari saya masih sembunyi-sembunyi dalam berdakwah, sampai ke fase dakwah secara terang-terangan, sejak PKS masih bernama PK sampai kemudian menjadi PKS.

Dalam struktur pengkaderan PKS di kampus, ada beberapa lingkaran, yakni lingkaran inti yang disebut majelis syuro'ah (MS),lingkaran ke dua yakni majelis besar (MB), dan lingkaran tiga yang menjadi corong dakwah seperti senat (BEM), BPM (MPM), dan lembaga kerohanian Islam.

Jenjangnya adalah mulai dari lembaga dakwah tingkat jurusan, fakultas, sampai ke universitas. Jika di universitas tersebut terdapat asrama dan punya kegiatan kemahasiswaan, maka di sana pun pasti ada struktur seperti yang telah saya terangkan.
Universitas biasanya akan berhubungan dengan PKS terkait perkembangan politik kampus maupun perkembangan politik Nasional. Dari sanalah basis PKS dalam melakukan pergerakan-pergerakan politik dalam negeri atas nama mahasiswa baik itu yang berwujud demonstrasi ataupun pergerakan lainnya. Sistem pergerakan, pengkaderan, dan struktur lingkaran yang terjadi di dunia kampus sama persis dengan yang terjadi di tingkat nasional.
Kembali ke dalam struktur lingkaran PKS di kampus, orang-orang yang duduk di MS jumlahnya biasanya tidak banyak dan orang-orangnya adalah orang-orang yang terpilih. Kebanyakan yang menjadi anggota MS adalah mahasiswa yang memang sudah di kader sejak SMU. Tapi tidak banyak juga yang berhasil masuk ke dalam MS dari orang-orang yang telah dikader pada saat kuliah. Saya termasuk orang yang masuk ke dalam lingkaran MS yang baru di kader pada saat kuliah dan menduduki posisi sebagai mas’ulah di asrama UI sehingga saya punya akses langsung untuk berdiskusi dengan mas’ulah tingkat universitas. Dari sini juga saya akhirnya banyak tahu sistem dalam PKS meskipun saya pada tingkat fakultas hanya masuk sampai tingkat MB.

Dalam MS dan MB memiliki mas’ul (pemimpin untuk anggota ikhwan) dan mas’ulah (pemimpin untuk anggota akhwat). Masing-masing mas’ul (ah) ini membawahi MS secara keseluruhan dan ada juga mas’ul(ah) yang membawahi sayap-sayap dakwah yakni sayap tarbiyah (mengurusi pengkaderan khusus untuk ikhwah seperti pemetaan liqoat, materi liqoat, dll), sayap syiar (mengurusi syiar Islam khususnya dalam lembaga kerohanian formal dan menjaring kader baru), dan sayap sosial & politik (mengurusi dakwah dalam bidang lembaga formal kampus yakni BEM dan MPM).

Di lingkaran ke dua adalah majelis besar, anggotanya adalah ikhwah yang sudah di kader juga dan tinggal menerima keputusan dari MS untuk dilaksanakan. Jadi, MS ini adalah tink-tank dari seluruh kegiatan yang terjadi di kampus. Apabila kader PKS duduk sebagai ketua BEM/Senat atau MPM/BPM, maka semua kegiatannya harus mendapat ijin dari MS dan memang biasanya berbagai agenda di BEM/Senat dan MPM/BPM ini dibuat oleh MS.

Bagaimana sistem pengkaderan PKS itu sendiri?Bagaimana PKS mengubah seorang menjadi kader yang militant? Jalan pertama adalah menguasai Senat, BEM, BPM, dan MPM. Apabila lembaga formal ini sudah dikuasai maka akan mudah untuk membuat kebijakan terutama pada masa penerimaan mahasiswa baru.
Saat orientasi Mahasiswa baru biasanya mereka akan dibentuk kelompok kecil (halaqah)dan ikhwah PKS akan berperan sebagai mentor. Kegiatan ini akan berlanjut rutin selama masa perkuliahan di mana halaqah ini akan berkumpul 1 minggu sekali. Dari sinilah biasanya akan terjaring orang-orang yang kemudian akan menjadi ikhwah militan, bahkan orang yang sebelumnya tidak pakai jilbab dan sangat gaul bisa menjadi seorang akhwat yang sangat pemalu namun juga sangat militan.

Agenda utama kami adalah membentuk Manhaj Islamiyah di Indonesia menuju Daulah Islamiyah (mirip dengan sistem Khilafah Islamiyah dari HTI). Doktrin utama dalam sistem jamaah PKS yang juga menamakan dirinya sebagai jamaah Ikhwanul Muslimin ini adalah “nahnu du’at qobla kulli sya’i” dan“sami’na wa ata’na”. Dua doktrin inilah yang membuat kami semua menjadi orang yang sangat loyal dan militan. Setiap instruksi yang diberikan dari mas’ul(ah) ataupun murabbi(ah) kami akan kami pasti patuhi meskipun kami tidak benar-benar paham tujuannya. Seperti menyumbang, mengikuti demonstrasi, meskipun harus bolos kuliah, dll.

Selama saya aktif di pergerakan ini, saya melihat banyak sekali teman-teman saya yang berhenti menjadi
Aktivis Dakwah Kampus (ADK). Dulu saya merasa kasihan dengan mereka, karena yang saya tahu – diberitahu oleh murabbi kami dan juga seringkali dibahas dalam taujih atau tausiyah (semacam kultum) – bahwa dalam jalan dakwah ini selalu akan ada orang-orang yang terjatuh di jalan dakwah, mereka adalah orang-orang futur (berbalik ke belakang).

Orang-orang ini biasanya kami label sebagai anggota “basah” (barisan sakit hati). Saya mempercayai semuanya sampai akhirnya saya pun merasa tidak cocok lagi untuk berada di sana dan memutuskan untuk keluar dari ADK padahal saya dulu sudah diproyeksikan sebagai ADK abadi (orang yang akan menjadi aktivis dakwah kampus selamanya dengan cara menjadi dosen atau karyawan tetap di kampus).

Adabeberapa alasan yang membuat saya mengambil keputusan untuk keluar, antaralain:
  1. Adanya ekslusivisme antara kami para ADK dengan orang-orang diluar ADK. Kami para ADK adalah orang-orangkhos (orang khusus) dan mereka adalah adalah orang ’amah (orang umum). Orang khos adalah orang yang sudah mengikuti tarbiyah dan mengikuti liqo’at (semacam halaqah tapi lebih khusus lagi) dan orang ’amah adalah orang yang belum mengenal tarbiyah. Para ikhwah, terutama para ADK, tidak akan maumenikah dengan ’amah karena mereka dapat membuat orang khos seperti kami menjadi futur, bahkan bisa membuat kami terlempar dari jalan dakwah. Istilah khos dan ’amah ini membuat saya merasa tidak natural dan tidak manusiawi dalam menghadapi teman saya yang ’amah.  Saya diajarkan bahwa mereka adalah mad’u (objek dakwah) saya. Jika saya bisa menarik mereka ke dalam sistem kami apalagi bisa menjadi ADK, maka kami akan mendapat pahala yang sangat besar. Saya merasa menjadi berdagang dengan teman saya yang dulunya sebelum menjadi ADK adalah sahabat saya. Saya merasa tidak memanusiakan teman saya dan lebih memandang mereka sebagai objek dakwah.
  2. Dalam liqo’at ataupun dauroh saya juga ada beberapa hal yang membuat saya tidak sreg, seperti bahwa saya harus lebih mengutamakan liqo’at daripada kepentingan orang tua dan keluarga saya. Bahkan saya pernah diberitahu bahwa bila sudah ada panggilan liqo’at, meski orang tuasaya sakit dan harus menjaganya, maka saya harus tetap datang liqo (entah mengapa selama beberapa tahun saya bisa menerima konsep yang kurang manusiawi ini). Hallain adalah saya tidak boleh mengikuti kajian di luar liqo saya, padahal setahu saya bahwa kebenaran itu tidak hanya milik liqo saya, masih banyak sekali kebenaran di luar sana. Bahkan buku bacaan pun diatur dimana ada banyak buku yang saya sangat berguna untuk menambah wawasan ke-Islaman saya seperti buku yang mengajarkan tentang hakikat Islam namun oleh murabbi saya dilarang. Untuk hal ini saya membangkang karena seandainya Islam itu memang benar rahmatan lil alamin maka ilmunya pun pasti sangat luas dan tidak hanya monopoli orang-orang di PKS semata. Dan hal yang paling mengusik saya adalah selama saya mengaji di liqo ataupun mengikuti taujih dan taushiyah dalam syuro ataupun dauroh-dauroh (training) saya merasa lebih banyak diajarkan tentang kebencian terhadap agama atau aliran lain seperti bagaimana kejamnya kaum nashoro(nasrani) yang membantai saudara kami di Poso, Yahudi yang membantai saudara kami di Palestina, JIL yang memusuhi kami, NII yang sesat, teman-teman Salafi yang mengganggu kami, dst. Sampai-sampai, akibat begitu terinternalisasinya hal tersebut, ketika saya mengikuti tarbiyah universitas dan sedang makan siang, saya dan teman-teman menganggap yang sedang kami makan dan telan itu adalahorang-orang Yahudi dan Nashoro. Doa-doakami pun selalu secara khusus ketika qunut adalah untuk mujahid-mujahid di Palestina dan Afganistan (kadang saya berpikir kapan kita berdoa untuk pahlawan perjuangan di Indonesia yang telah menghadiahkan kemerdekaan terhadap kita). Sejujurnya saya lebih tersentuh dan bisa menangis tersedu-sedu ketika dibacakan ayat-ayat seperti dalam surat Ar-Rahman yang menceritakan Cinta-Ilahi ketimbang surah seperti Al-Qiyamah yang menceritakan azabNya. Kebencian sangat bertentangan dengan hati nurani saya karena saya sangat percaya dengan ayat yang mengatakan bahwa rahmat AllahSWT lebih cepat dari murkaNya, yang artinya cinta Allah SWT seharusnya dapat menghapus kemarahanNya terhadap umat manusia. Inilah sebabnya mengapa di sini hati saya merasa sangat kering saat mengikuti tausiyah dan taujih yang senantiasa bercerita tentang peperangan dan kebencian.
  3. Semua ganjalan-ganjalan yang saya rasakan akhirnya meledak ketika saya kemudian tahu dari sumber yang terpercaya dalam pemerintahan, juga dari petinggi PKS sendiri, tentang agenda yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya dan pastinya juga tidak diketahui oleh orang-orangse-level saya atau bahkan pun pengurus inti PKS.


AGENDA UTAMA PKS
Agenda utama PKS adalah : menghancurkan budaya Indonesia melalui invasi budaya Arab Saudi.

Banyak sekali indikasi yang saya rasakan langsung pada saat menjadi ADK seperti upaya kami untuk menghalang-halangi acara seni, budaya, musik, dll. Hingga berbagai upaya kami agar bisa memboikot mata kuliah ilmu budaya dasar (IBD).

Saya ingat dulu, karena saya begitu termakan doktrin bahwa mata kuliah IBD tidak berguna dan bisa melemahkan iman saya seringkali membolos kalau ada latihan menari sampai saya sempat dibenci teman-teman saya.

Kembali kepada agenda PKS ini sebagai perpanjangan tangan dari Kerajaan Saudi tujuan utamanya adalah agar kekuasaan Arab bisa mencapai Indonesia mengingat satu-satunya sumber devisa Arab adalah minyak yang diperkirakan akan habis pada tahun 2050 dan melalui jamaah haji.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam dan merupakan umat muslim terbesar di dunia. Bahkan jika seluruh umat muslim di timur tengah disatukan, umat muslim Indonesia masih jauh lebih banyak. Untuk itu, agar dapat bertahan secara ekonomi, maka Arab Saudi harus bisa merebut Indonesia dan cara yang paling jitu adalah melalui invasi kebudayaan.

Islam dibuat menjadi satu dengan kebudayaan Arab,sehingga budaya Arab akan dianggap Islam oleh masyarakat Indonesia yang relatifmasih kurang terdidik dan secara emosional masih sangat fanatik terhadap agama.

Ketika kebudayaan lokal sudah bisa dihilangkan dan kebudayaan Arab yang disamarkan sebagai Islam dapat berkuasa, maka orang-orang akan menjadi begitu fanatik buta bahkan fundamentalis dan tidak bisa lagi mengapresiasi agama lain dan budaya lokal. Lalu, bila kebudayaan Nusantara sudah sampai dianggap musyrik atau bid’ah, maka saat itulah NKRI akan BUBAR.

Orang-orang yang pulaunya dihuni oleh mayoritas non muslim atau yang masih memegang budaya lokal di Indonesia akan meminta merdeka. Pulau-pulau di Indonesia akan terpecah belah dan pada saat itulah orang-orang ini akan bagi-bagi “kue”.

Peta rencanaya adalah bagian pulau di Indonesia yang mayoritas Islam akan dikuasai oleh Arab. Sedangkan daerah yang penduduknya mayoritas kristen akan dikuasai oleh Amerika. Lalu, daerah-daerha yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, Buddha, Animisme, dll., akan dikuasai oleh Cina.

Tidak banyak orang PKS yang tahu soal ini, hanya segelintir saja yang memahaminya. Mereka menduduki posisi-posisi strategis dalam pemerintahan agar dapat lebih memudahkan agendanya. Sentimen keagamaan terus dipakai untuk meraih simpati masyarakat. Sehingga berbagai produk kebijakan seperti Perda Syariat, UU APP, dll. yang rata-rata hanya sekedar mengurus masalah cara berpakaian semata akan dengan bangganya diterima oleh masyarakat muslim yang naif sebagai keberhasilan Islam.

Masyarakat kita lupa bahwa sampai saat ini PKS belum menghasilkan produk yang dapat memajukan ekonomi, menyelesaikan permasalahan kesehatan, pendidikan, pencegahan bencana alam, korupsi, trafficking, tayangan TV yang semakin memperbodoh masyarakat, dan permasalahan lain yang lebih riil dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita ketimbang sekedar mengatur cara orang dewasa berpakaian dan berperilaku.

Jangan terburu-buru apriori dan menganggap tulisan mengenai pengalaman saya ini adalah black campaign. Renungkan dengan hati nurani yang dalam. Tidak ada kepentingan saya selain hanya menyampaikan kebenaran.

Saya tahu resiko apa yang ada di hadapan saya dan siapa yang saya hadapi. Tapi saya lebih takut menjadi bagian dari orang yang zalim, karena tahu kebenaran, namun tidak bersuara. Rasa cinta saya bagi negeri yang sudah memberi saya kehidupan ini menutupi rasa takut saya. Saya yakin siapa yang berjalan dalam kebenaran maka kebenaran akan melindunginya.

Buat rekan saya, murabbi saya, sahabat-sahabat saya dulu sesama ikhwah, saya mencintai kalian semua dan akan terus mencintai kalian. Saya berharap, persaudaraan kita tetap terjalin karena bukanlah partai atau agama yang mempersaudarakan kita, tapi karena kita satu umat manusia, anak cucu Adam. Kalau bahasa teman saya, kita menjadi saudara karena kita menghirup udara yang sama, makanya kita disebut “sa-udara”.Semoga pengalaman saya ini dapat menjadi bahan renungan para jamaah “fesbukiyah” dalam menentukan pilihan pemimpin yangakan membawa kapal Indonesia menuju masyarakat yang bahagia, makmur dan sentosa, yang memiliki jati diri dan menghargai kebudayaan nusantara.

Wallahu A’lam Bis-Shawab Wallahul Musta’an.

Membaca Ahmad Fathonah dan Skema Suripto di PKS


Saat PKS lagi jungkar balik kayak gini, apa kabar nih Pak Suripto? Bukankah Pak Tua satu ini mentornya beberapa kader PKS termasuk Hilmi Aminuddin? Bahkan kader kader muda PKS yang pernah tergabung dalam KAMMI juga hasil binaan Pak Ripto? 

Sepertinya, ibarat main catur, kali ini Pak Ripto lagi kalah bermain dan kena skak ster. Kita tunggu jurus baru Pak Ripto berikutnya. Atau jangan jangan memang ini bagian dari permainan Pak Ripto?Sekadar info, Suripto sejak 1986 merupakan agen non organik Badan Intelijen Negara, yang waktu itu namanya masih BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara). Suripto ini didikan intelijen dari Pak Nichlani yang juga waktu itu termasuk yang membina Taufik Kiemas, suami Megawati. Suripto sendiri mengalami penempaan dalam pergerakan politik kemahasiswaan di kota Bondung. Dia tergabung juga dalam Serikat Mahasiswa Lokal(SOMAL) di Bandung, yaitu Ikatan Mahasiwa Bandung (IMB).

Dari mata-rantai ini, jelas Suripto merupakan bagian integral dari persekutuan strategis lintas partai yang sekarang merupakan lima besar partai (Golkar, PDIP, PAN, PKS dan PPP). Karena sama sama Bandung, Suripto punya kedekatan dengan pengusaha Arifin Panigoro. Yang kita tahu menguasai PDIP dan PAN. Hatta Rajasa adalah kader Arifin yang sudah dibina sejak Hatta jadi CEO di MEDCO. Sedangkan di PDIP, Arifin setelah keluar dari partai banteng ini, kemudian menanam Pramono Anung sebagai orang binaannnya di PDIP. Sedangkan Suripto menggarap PKS, yang kebetulan sejak 1986 ditugaskan BAKIN menjinakkan kader kader Negara Islam Indonesia (NII) dan Darul Islam, termasuk Hilmi Aminuddin. Sehingga ketika sistem multi partai dihidupkan kembali pasca kejatuhan Suharto pada 1999, orang orang binaan Ripto eks NII/DI tersebut, akhirnya dikanalisasi dalam Partai Keadilan, yang kelak pada 2004, berganti nama Jadi Partai Keadilan Sejahtera.
Jadi menarik untuk mengetahui apa peran Ahmad Fathonah dalam kisruh korupsi PKS saat ini. Dia tetap dalam orbit Suripto, atau berperan sebagai agen kontra intelijen untuk merusak skema Suripto di kubu PKS.

sumber: http://tusoh.blogspot.com/2013/05/membaca-ahmad-fathonah-dan-skema.html

Tokoh Intelijen dan Anggota Majelis Syuro PKS Soeripto Diperiksa KPK

JAKARTA (an-najah) – Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga salah satu tokoh intelijen, Soeripto diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jumat (24/5), sebagai saksi kasus dugaan suap pengurusan kuota impor sapi dan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Bekas Anggota Komisi I DPR itu sudah tiba di markas Abraham Samad Cs, sekitar pukul 8.50. Dia datang sendirian tanpa pengawalan. Soeripto mengaku dipanggil menjalani pemeriksaan untuk tersangka, Ahmad Fathanah, orang dekat bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.
“Saya dipanggil (dan diperiksa) untuk Fathanah,” kata Soeripto, kepada wartawan di Kantor KPK, Jumat (24/5).
Soeripto lantas masuk ke loby Kantor KPK. Ia tak banyak memberikan keterangan. Mantan tokoh Intelijen itu pun duduk menunggu untuk menjalani pemeriksaan. [benji/jpnn/an-najah]
sumber :
http://www.an-najah.net/berita/tokoh-intelijen-dan-anggota-majelis-syuro-pks-soeripto-diperiksa-kpk/

Kenal Sedikit Sosok Soeripto (Ketua Dewan Pakar PKS)

Orang-orang harokah itu bukan orang Islamis. Justru mereka adalah orang yang asing dengan islam dan wacana keagamaan islam. Dan mereka justru lebih mencurigakan dari JIL. Misal darimana saja dana mereka, dari LN mustahil karena "organisasi induk" mereka sedang mengalami represi dari pemerintahnya masing-masing.Kahadiran Soeripto sebagai petinggi PKS akhirnya bisa menguak misteri mereka.

Soeripto bukanlah kader Islam macam Masyumi tapi justru kader Partai Sosialis Indonesia, dia bergabung dengan GMSOS (Gerakan Mahasiswa Sosialis) sejak tahun 1957 dan ketika tokoh-tokoh PSI bergabung dengan rezim orba Soeripto juga menjadi salah satu dari mereka.Ia kemudian menjadi anggota BAKIN ( Badan Koordinasi Intelejen Negara )  pada era 70-80 an , sebuah organisasi intelejen orba legendaris yang menggunakan cara fasis dalam operasinya, dimana ayah memata-matai anaknya , anak memata-matai ibunya dll. Cara yang ditempuh BAKIN pada masa itu biasanya dengan menyusupkan kader-kader binaannya pada organisasi organisasi yang ada , dari organisasi pelajar , mahasiswa sampai profesi/buruh. Soeripto bahkan pernah menjadi orang nomor dua di BAKIN yaitu ketika ia menjabat sebagai Kepala Staff nya sekaligus jadi Sekretaris Lembaga Studi Strategis. Dan Partai Sosialis Indonesia adalah partai yang sangat anti Islam, doktrin anti Islam ini sangat kental pada tokoh-tokohnya yang kemudian jadi arsitek orba.

Beberapa tokoh PSI lainnya yang terkenal diantaranya adalah Ali Moertopo yang bergerak di bidang politik dan merupakan arsitek penghancuran Masyumi pada masa pra orba juga menghancurkan gerakan-gerakan politik islam lainnya, lalu L.B Moerdani di bidang militer saya rasa tidak perlu disebut lagi ulahnya termasuk pembersihan tentara “hijau” misal dengan memerintahkan tentara latihan pada saat sholat jum’at selain aksi-aksi pembantaian dan pembersihan tokoh tokoh Islam seperti pembantaian kyai NU di Jawa Timur dengan tuduhan Komando Jihad , peristiwa Priok dll. Lalu di bidang ekonomi, ada Soemitro Djoyohadikusumo ( Ayah Prabowo)  yang menghancurkan pengusaha dan pedagang muslim dengan kebijakannya yang sebagian besar adalah pengusaha yang berafiliansi pada Syarekat Islam dan Muhammadiyah juga pengusaha Banteng, akibatnya ummat Islam kehilangan kemandirian ekonominya dan ormas Islam pun menjadi sangat tergantung pada pemerintah. Bagi yang nonton film “ GIE”  yang baru terpilih jadi film terbaik pasti melihat juga peranan tokoh satu ini dalam PSI.

Semua orang yang pernah bergabung dengan pergerakan Islam pasti tahu era ketika pemerintah sangat keras pada aktivis islam adalah di era 70-80 an dimana intelejen waktu itu menjadi ujung tombaknya. Dan di era ini juga Soeripto jadi orang penting di intelejen. Jadi sangat mengherankan kalau sekarang dia justru dipuja sebagai tokoh Islam.

Dan yang lebih mengherankannya lagi kelompok radikal harokah ini justru menguat pada era ini, padahal semua gerakan islam pada masa itu justru sedang tiarap, PII dibubarkan , HMI terpecah jadi dua , organisasi saya BKPRMI juga dibubarkan tahun 1978.

Dan bagaimana mereka memiliki dana yang nyaris tidak terbatas , majalah Sabili misalnya terbit dengan oplah besar jaringan luas , harga murah tapi tanpa iklan , kalaupun ada iklan cuma iklan
pengusaha kecil kayak toko buku , toko sarung atau lembaga pelatihan. Demikian juga buku-buku harokah yang begitu menjamur pada masa itu.

Dan gerakan harokah ini dengan cepat melibas organisasi-organisasi dakwah masjid.Beberapa organisasi remaja masjid kuat pada era itu dengan cepat dikuasai mereka dimana mereka kemudian merubah kurikulumnya menjadi kurikulum radikal dan lebih beriorientasi ke dalam bahkan menjadi organisasi tertutup, sementara sebelumnya organisasi remas lebih banyak bergerak ke luar dengan melakukan pembinaan-pembinaan dan kampanye penyadaran kepada kalangan remaja (sebuah peran yang sekarang ditinggalkan organisasi masjid dan cuma dijalankan oleh sejumlah LSM).

Dan bagi yang punya pengalaman di organisasi remaja masjid di era itu bahkan ikut bertarung melawan aksi-aksi pengambil alihan oleh harokah pasti tau peristiwa-peristiwa itu terjadi pada sekitar era akhir 80 an sampai pertengahan 90 an.Dan disinilah peran Soeripto yang menjabat sebagai Ketua Tim Penanganan Masalah Khusus Kemahasiswaan DIKTI/Depdikbud (1987-2000) sebagai wakil dari pihak intelejen BAKIN.

Silahkan saja periksa C.V dari Suripto itu. Para aktivis pun sebenarnya sudah tau si srigala berbulu domba ini sejak dulu.

Jadi inilah jawabannya kenapa anggota intelejen yang tangannya berlumuran darah ummat Islam seperti Soeripto tiba-tiba sekarang namanya dibersihkan oleh orang harokah bahkan dijadikan sebagai salah satu petinggi mereka. Bahkan dia dipuja-puja sebagai pahlawan perang Bosnia padahal kesana pun nggak pernah selain dari propaganda orang-orang KAMMI dan PKS saja. Harokah itu tidak lebih dari rekayasa intelejen dan orang-orang PSI justru untuk menghancurkan Islam dan pergerakan Islam. Makanya ujung senjata mereka selalu diarahkan pada ormas-ormas Islam , termasuk tokoh dan aktivisnya, itulah sebabnya juga mereka tidak pernah mengajarkan agama pada
pengikutnya tapi malah mengajarkan kebencian pada sesama muslim termasuk budaya takfir.

Ikuti jawaban mereka yang pro pks/ pro-Suripto di sini 

SYMBOL PKS = SYMBOL YAHUDI ?


Logika Simbol; Isukah Dibalik Lambang PKS Adalah Simbol Yahudi?

Sudah lama berita mengenai isu lambang PKS ini beredar di dunia maya..Benarkah di samping ini adalah logo simbol dari partai besar di Indonesia PKS  yang dimetamorposis dari simbol yahudi? banyak blog dan web yang menjadi sumber bahwa logo PKS adalah metamorposa logo zionis,
tentu saja dikomentar sumber blog tersebut ada beberapa orang yang menentang dan mendukung…yg menyebarkan isu tersebut entah mungkin kader PKS langsung , atau entah pihak yg memang mempunyai kepentingan politis atau memang petinggi atau yahudi yg sengaja membelot ingin membuka rahasia intelejen, ntahlah..yg penting kita jangan cepat dulu berkesimpulan hanya dengan melihat gambar tanpa tau penjelasan dr berbagai sumber.
Lalu apakah lambang PKS adalah lambang Yahudi? lalu apakah PKS adalah yahudi? mana saya tau, tanya aja langsung ke petinggi PKS, hehe bcnda…Lebih baik, mari kita kaji uraiannya lebih lanjjut Untuk mencari titik cahaya dr kegamangan saya selama ini menurut beberapa surfing data di google.

Simbol Yahudi Adalah Simbol Pagan

Dalam kepercayaan Zionis-Yahudi yang sesungguhnya berasal dari kepercayaan paganisme kuno bernama Kabbalah, di mana Raja Iblis bernama Lucifer menjadi Tuhannya, simbol-simbol digunakan sebagai bagian dari ritual mereka. Mereka percaya, setiap simbol mengandung kekuatan magis yang mampu membawa kebaikan bagi yang menggunakannya. Simbol Bintang David, misalkan, dipercaya memiliki kekuatan menyerap kekuatan semesta dari enam penjuru mata angin. Selain itu filosofi dari simbol ini sangat banyak dan menjadi salah satu simbol pagan paling digemari.
Simbol ini banyak kita jumpai di berbagai video klip, t-shirt , ornamen bangunan, bahkan di sajadah pun saya pernah menjumpai adanya simbol ini. 
Penggunaan simbol ini bisa jadi tidak disengaja karena kurangnya wawasan orang yang memakainya, tapi bisa pula di sengaja, bahkan menjadi bagian dari suatu konspirasi global, walau yang belakangan ini bisa jadi disadari dan bisa jadi tidak.
Selain simbol Bintang David, di negeri ini banyak sekali simbol-simbol paganis kuno Kabbalah yang digunakan. Misal lambang Fleur de Lis yang digunakan sebagai simbol Biarawan Sion dan juga oleh Gerakan Kepanduan Sedunia dan juga Kepramukaan Indonesia, ternyata juga digunakan sebagai lambang Kepanduan salah satu partai politik di Indonesia.  
Partai politik yang berbasis umat Islam ini juga menggunakan simbol paganis Kabbalah bernama Trias Goddes Wicca sebagai lambang partainya. Simbol ini sesungguhnya bagian dari ritual kaum pagan dalam menyembah tuhan dalam tiga oknum. Simbol ini sangat tua bahkan dipakai oleh orang-orang Jahiliyah Arab sebagai manifestasi dari Tiga Tuhan mereka yakni al-Uzza, Allat, dan Manat.   
Demikianlah, bisa jadi karena kurangnya pemahaman maka hal tersebut dianggap biasa saja. Padahal bagi kaum pagan penyembah iblis, simbol-simbol tersebut diyakini memiliki kekuatan sihir yang tinggi. 
Bagaimana sebaiknya umat Islam menyikapi simbol-simbol ini? Jika kita menemui simbol-simbol tersebut, walau kita tidak boleh mempercayai kekuatan simbol-simbol itu karena bisa menjurus pada kemusyrikan, maka kita hendaknya menghindarinya. Jika ada barang yang kita miliki ternyata mempunyai simbol tersebut, maka dihapus saja atau dihilangkan. Ini jalan terbaik agar umat ini tidak menjadi biasa dengan simbol-simbol penyembah iblis tersebut. 

Ok kita cari tau aja apa sih arti lambang sperti PKS klo di dunia Internasional, di dunia Mistik Yahudi seperti Kabbalah. Dan dalam Sihir Mesir dan Eropa? pertama paling gampang kita cari pengikut kabbalah mistik yahudi yang terkenal. Kita cek Madona selebritis dunia yang selama ini giat sekali kampanye Yahudi.
Madonna dalam album Ray Of Light giat sekali memberi tahu tentang simbol yang dia anut. Ok so apa arti lambang Ray of Light Madonna ?
Artinya adalah di tengah adalah padi dan di samping kiri dan kanan adalah sabit. Yang berarti Astoreth atau Astarte  dewi kesuburan penuh birahi seksual dalam yahudi Di dalam dunia mistik, ada beberapa bentuk dari perempuan jahat ini, di antaranya: Diana, Isis. Dalam teks Mesopotamia Kuno yang bernama Dewi Ishtar.
Astarte merupakan perlambangan dari kesuburan, seksualitas, dan peperangan yang mengindentifikasikan sebagai venus, biasanya di gambarkan telanjang, Astarte dalam kepercayaan Yunani adalah Aphrodite, salah satu situs pemujaan Astarte terbesar di Yunani ada d Pulau Cyprus. Astarte juga sangat di puja oleh Bangsa Sidon, Tyre, dan Byblos, bahkan dalam mata uang bangsa Sidon terukir gambar Astarte.
Mungkin cuman mirip doank sih, saya juga tidak tau, juga cuman Tuhan yang maha tau dan cuman Tuhan yang bisa menghakimi. Dan jangan asal menuduh setiap simbol yahudi. Cukup anda yang tahu dan menafsirkan dan juga anda yang menentukan ingin mendukung yahudi atau tidak.
Jadi jgn asal nuduh simbol yahudi, percuma karena yang kita lihat jelas di depan mata dan dalam kehidupan kita aja, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagai contoh blog ini saja dari blogspot blogger kepunyaan Google dan kita tau google kepunyaan yahudi. Apple kepunyaan yahudi.
Jadi susah juga kan? jadi yahudi itu bukan gerakan agama tapi ideologi zionis, dia bukan memusuhi agama tertentu tapi masuk kepada setiap golongan dan agama supaya bisa mendukung gerakan mereka.
Jadi sekali lagi, saya merasa sangat aneh terhadap gerakan paranoid yang selalu melihat keluar seperti cerita di atas. Umat Islam selalu protes tentang gerakan yahudi tapi apakah mereka sudah melihat yahudi di dalam tubuh mereka sendiri?
Gajah di depan mata tidak terlihat, tapi gajah di seberang lautan terlihat. Dan musuh yang paling besar adalah musuh dalam selimut. Apa mereka tidak sadar? dari dulu politik yang paling ampuh adalah politik adu domba?. Dimana salah satu bagian pada tubuh rusak dijamin semua tubuh akan rusak.

Betulkah PKS Dibangun Oleh Tangan Intelejen?

Informasi ini udah lama beredar, saya dapat dari millis. Cuma mau kasih tahu aja. Buat renungan bagi kita, wa bil khusus buat ikhwan akhwat PKS. Ini perlu diingatkan, meskipun bakalan tidak disukai. Biarin aja tidak disukai asal saudaraku selamat dari bahaya besar yang tidak diketahuinya. Jangan terlalu serius buat apa-apa yang sebenarnya dikendalikan oleh intelijen.
RUMUS UTAMA BINAAN INTEL
Bila dia ditangkap lalu dibebaskan maka kemungkinan besar dia sudah jadi anjing suruhan, bila dia istiqamah pasti dikubur. Dan bila dia dibebaskannya tahun 1970-1988 maka 100 % dipastikan dia binaan intel karena era 1970-1988 adalah era Ali Moertopo dan L.B Moerdani, dua Jendral yang paling anti Islam, mereka tidak akan membebaskan anggota ekstrim kanan kalau tidak berguna untuk menghancurkan gerakan Islam. Dan dua jendral inilah yang membuat metode penghancuran gerakan Islam dengan menggunakan Islam radikal. Bagi yang pernah aktif di Pengkaderan Inti IM ( Ikhwanul Muslimin ) , memang tercium sekali rencana dan pola gerakannya yang penuh rahasia dan membuat jaringan tanpa nama terkesan didesain dan dirancang oleh suatu gerakan intelejen dan kayaknya sangat tidak mungkin dirancang oleh perorangan……..
MENGENAL SEJARAH PKS: SOERIPTO
Adalah kader Milsuk (Militer Sukarelawan) dan intelijen binaan Pangkowilhan (Wijoyo Suyono, Soerono atau Wahono), tetapi secara kronologi mengaku ditarik Kharis Suhud (Kodam Siliwangi) pada tahun1967 – 1970 dan secara struktur komando berada dibawah Yoga Sugama yang saat itu dikomandani Sutopo Yuwono. Sebagai kader intel, Soeripto berada satu level dengan Agum Gumelar (Satu-satunya jenderal TNI yang pernah menyatakan diri akan bergabung dgn Partai Keadilan, namun sehari kemudian pernyataan tsb diralatnya sendiri bahwa yg dia maksud Partai Keadilan adalah Pertai Keadilan dan Persatuan / PKP dibawah pimpinan Edy Sudrajat).
Soeripto dalam berbagai media menceritakan riwayat hidupnya dalam dunia intelejen dengan gamblang, sekalipun sudah mengaku menjadi mantan sejak tahun 1970 akan tetapi beberapa sumber menerangkan bahwa Soeripto tetap mangkal di kantor BAKIN ( BAdan Koordinasi Intelejen Negara)  yang lama karena mengikut dan tetap bersama Roedjito. Menurut beberapa teman dekatnya, Soeripto juga tak segan-segan nekad mengklaim mewakili KADIN ketika berkunjung ke China agar dapat sambutan dan fasilitas istimewa dari pemerintah China.
HAROKAH IKHWANUL MUSLIMIN ATAU HARAKAH TARBIYAH
Dalam perkembangan pergerakan Islam di Indonesia, pada tahun 1984 muncul kubu Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad Hasan. Helmi Aminuddin-sekarang jadi ketua majlis syura PKS- pernah menjadi Menlu NII komando Adah Djaelani. Pernah ditangkap oleh Kopkamtib pada tahun 1980 dan sempat ditahan pihak militer selama kurang lebih 3 tahun namun kemudian dilepaskan dari Rumah Tahanan Militer Cimanggis tanpa melalui persidangan pada tahun 1984.
Selanjutnya Helmi Aminuddin menyatakan keluar dari struktur maupun ajaran NII komando Adah Djaelani, kemudian ditampung dan “dipelihara” oleh mantan tokoh Bakin (Soeripto). Soeripto menjadi sponsor sekaligus promotor dan bertindak sebagai pemberi tugas kepada Helmi Aminuddin antara lain untuk mengadopsi ajaran dan manhaj serta berhubungan langsung secara organisasional dengan gerakan Ikhwanul Muslimin faksi Qiyadah Syaikh Sa’id Hawwa di Timur Tengah sekitar tahun 1985. Maka pergilah Helmi Aminuddin ke Timur Tengah untuk mengadopsi gerakan Ikhwan tersebut, sekalipun alasan kepergiannya kesana Helmi mengatakan untuk menyelesaikan studinya yang belum rampung.
Sepulangnya dari Timur Tengah, Helmi Aminuddin mulai mengibarkan bendera gerakan IM-Ikhwanul Muslimin di Indonesia seraya melakukan klaim sebagai representasi gerakan Islam kaffah, universal dan menafikan seluruh gerakan Islam lain yg bersifat lokal di Indonesia. Pada tahun 1991 Helmi Aminuddin diangkat sebagai Mursyid atau elite komando organisasi gerakan Ikhwanul Muslimin untuk kawasan Asia Tenggara. Eksistensi gerakan ini cepat berkembang secara signifikan khususnya di kawasan Ibu kota DKI Jakarta. Tetapi awal awal tahun 1998 nama Helmi Aminuddin tiba-tiba raib dari blantika gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin yang bermarkas di Yayasan Al-Hikmah di kawasan Jl.Bangka Jakarta Selatan, juga di Yayasan Iqra’ di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur sebagai basis sentral pemukiman elite mereka, serta Yayasan Nurul Fikri di kawasan Depok. Bahkan Helmi sempat diisukan dipecat atau dima’zulkan ke habitat lamanya (NII), ada juga isu yang menyebut Helmi telah bergabung ke kelompok Syi’ah.
Akan tetapi pada kenyataanya Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad Hasan sebenarnya tetap menjadi orang nomor satu dan terpenting dalam kelompok gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin ini, hanya mungkin di masa kini keberadaan namanya dirasa perlu untuk sementara waktu secara resmi ditarik dari peredaran gerakan Ikhwan, bahkan nama Helmi Aminuddin (tadinya) tidak diakui keberadaanya oleh para elite dan komunitas PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang ada sekarang. Mungkin inilah cara mereka menyembunyikan struktur (Siriyyatu Tandzhim) pergerakan Ikhwanul Muslimin di Indonesia.
Kini Helmi Aminuddin mengkonsentrasikan diri secara khusus mengelola pesantren dan Islamic Village di kawasan Cinangka Banten, atas kucuran dana di antaranya sebagaian dari Bimantara, dari Timur Tengah, serta dari Soeripto sebagai akses dana Orde Baru Cendana. Adapun Helmi Aminuddin memanage / mengendalikan gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesia dari balik layar. Pada tahun 1998,  tangan dingin Soeripto mantan Bakin tersebut berhasil mengikutkan gerakan Tarbiyyah Ikhwanul Muslimin Indonesia ini berpartisipasi merayakan pesta demokrasi dengan menjadi salah satu kontestan. Saat itu gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin Indonesia merubah manhajnya dan berubah bentuk menjadi Partai Keadilan (PK) dan kemudian bermetamorfosis lagi menjadi PKS (Partai Keadlian Sejahtera). Meskipun terbentuknya PKS ini menuai pro dan kontra ditubuh gerakan Ikhwan, tetapi melalui Musyawarah Syuro,  perubahan menjadi partai dengan nama “Partai Keadilan/PK “  saat itu mendapat mayoritas suara, sehingga secara resmi gerakan Ikwan telah berubah menjadi partai (Partai Keadilan).
Di tahun 1987 – 1988 aparat intelejen memang sedang getol menggarap dengan serius dengan memberi peluang bagi lahirnya dua kubu kekuatan dakwah yang mengatas-namakan Islam, namun secara subtansi saling bertentangan, yang pertama adalah kekuatan dakwah Islam Ikhwanul Muslimin Mesir di bawah sponsor dan control tokoh BAKIN Soeripto. Sedang yang kedua adalah kekuatan dakwah beraliran NII KW IX Abu Toto yang sesat dan bermisi merusak Islam umumnya, dan khususnya melemahkan NII yang sebenarnya, yaitu yg menjadi musuh nomor satu NKRI.
PKS sebagai metamorfosis dari gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesia secara resmi berdasarkan konstitusi Pancasila dan UUD ’45 walaupun asas partainya Islam.
Dalam hal ini Soeripto tetap tidak bersedia menjawab soal hubungan dan kedekatannya dengan Danu Muhammad Hasan di awal Orde Baru maupun dengan anak Danu, yaitu Helmi Aminuddin yang disebutnya sebagai ustadz muda (mursyid Ikhwanul Muslimin Asia Tenggara) yang dimulai tahun 1984 selama beberapa tahun di rumah Mas Ton ( Hartono Mardjono) hingga akhirnya berubah menjadi Partai Keadilan di tahun 1999 dan menjadi Partai Keadilan Sejahtera pada tahun 2003. Soeripto sebagai kader BAKIN oleh komunitas Ikhwanul Muslimin Indonesia sangat diyakini telah bersih / tobat dan berhasil dibina dan dimanfaatkan oleh elite Ikhwan. Padahal siapa yang dimanfaatkan dan siapa yang memanfaatkan menjadi tidak jelas. Harap diingat, bahwa dunia intelejen tidak mengenal apa yang diistilahkan dengan pensiun, demikian halnya Soeripto, masih belum terbukti pemihakannya terhadap Islam sebagai sebuah kontra RI.
Berita diatas pernah diklarifikasi oleh para tokoh dan pengurus PKS secara apologi diplomatis yg dialamatkan ke Majalah Dewan Rakyat melalui Majalah SAKSI. Padahal akurasi data dan informasi tentang berita di atas sebenarnya bisa dikonfirmasikan kepada sekitar 15 tokoh yg salah satu di antaranya sudah almarhum, yaitu Bung Hartono Mardjono (mantan tokoh DDII, tokoh PBB versi awal).
Tulisan di atas bukan sebagai fitnah, tetapi sebagai bahan renungan dan penyelidikan bagi setiap muslim dan muslimah yg dengan ikhlas berjuang dalam Islam akan tetapi masih buta hebatnya serta rumitnya dunia intelejen musuh. Saya yakin para ikhwan di PKS banyak yg ikhlash berjuang, tapi keikhlasan tsb sangat disayangkan kalau dimanfaatkan atau dibiaskan musuh. Beberapa ikhwan di PKS pernah bilang kalau sampai tingkat DPC keberadaan ikhwan diragukan, dalam arti sudah banyak intel disana. Namun yang harus diwaspadai bahwa intel itu justru menyusup lewat atas, langsung menempel kalangan elite atau atasan sehingga bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan /langkah-langkah perjuangan. Sebagai contoh dikalangan ikhwan PKS sudah sangat kental, dikenal dan difahami kalau dalam dunia politik sekarang adalah kondisi yg pada jaman Rosulullah tidak dialami, sehingga dengan bermetamorfosenya Tarbiyah IM menjadi Parpol adalah suatu ijtihad yg tidak melanggar syar’i dan meminimalisir pertumpahan darah. Tapi bisa jadi itulah salah satu pengaruh kebijakan intel untuk menumpulkan ghiroh dan membelokkan cita-cita perjuangan Islam secara perlahan. Tapi jangan salah menilai bahwa perjuangan Islam itu harus radikal dan membabi buta, itu salah !!!akan tetapi belajarlah dan pelajarilah sejarah .
Wallohu a’lam bish-shawab
Yang benarnya dari Allah dan kesalahan semata-mata datang dari kelemahan saya.
Wassalaamu’alaikum wr.wb.

Di Balik Terpilihnya Anis Matta Sebagai Presiden PKS


Oleh; Hendrajit*
Keberhasilan Anis Matta menggantikan Luthfi Hasan Ishaq sebenarnya seperti pucuk dicinta ulam tiba bagi Anis. Bayangkan. Sejak awal Anis selalu jadi sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), siapapun Presiden PKS. Berarti ini orang sangat kuat pengaruh dan kuku-kuku kekuatannya di partai yang berbasis Ikhwanul Muslimin ini. Para figur semacam Tifatul Sembiring dan Hidayat Nur Wahid, memang kader-kader PKS yang dibina oleh Ikhwanul Muslimin yang berhasil dijinakkan oleh mantan agen non organik dari BAKIN bernama Suripto. Sementara orang-orang model Anis Matta dan jaringan pendukungnya di PKS, sebenarnya berasal dari jalur lain di luar IkhwanulMuslimin. Dan tidak berbasis pada pengaruh para Ulama Salaf yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin. Sehingga motivasi dan agenda politiknya jauh lebih pragmatis.

Jadi, dengan kepemimpinan PKS di bawah kendali Anis Matta, kayaknya PKS akan semakin pragmatis dan kompromistis dalam membaca angin politik jelas 2014 mendatang. Kalau menelisik jalur kontak dan jaringan perkawanannya yang dekat dengan para aktivis penggerak NASDEM, tampaknya kemungkinan terjalinya kerjasama PKS-NASDEM bukan hal yang terlalu mengada-ada.

Kalau ditelisik ke belakang bagaimana anaknya Wiranto bisa direkrut dan dikaderisasi oleh PKS, juga berkat kerja politik jaringannnya Anis Matta. Berarti ini orang, di luar jalur Ikhwanul Muslimin, ada dukungan kuat dari jaringan tidak kasat mata baik dari dukungan finansial grup konglomerat tertentu, maupun dari jaringan militer/intelijen di luar orbit pengaruh Suripto. Untuk sementara dugaan saya, berasal dari Cendana Grup. Jadi, klop lah dengan NASDEM yang notabene berada dalam orbit BIMANTARA GRUP. Meski Surya Paloh dan Hary Tanoe, terkesan sudah pecah kongsi.

Bagaimana kita membaca kejadian sesunguhnya di balik skandal keterlibatan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan? Menurut penglihatan saya, saat ini memang sedang terjadi  perpecahan serius di kubu PKS antara faksi IkhwanulMuslimin dan faksi PKS non Ikhwanul Muslimin pimpinan pimpinan Anis Matta yang sekarang jadi Presiden partai. Buktinya, Ketua Fraksi PKS dari faksi Ikhwanul Muslimin Hidayat Nur Wahid menyatakan ada konspirasi besar terkait penetapan Luthfi sebagai tersangka. Luthfi Hasan Ishaaq terkait dugaan keterterlibatannya dalam suap kuota daging impor.

Terlepas moralitas Luthfi Hasan memang rapuh sehingga jadi sasaran empuk "operasi intelijen/special operation" menggusur dirinya dari tampuk kekuasaan, namun pada dasarnya ini bukan sekadar buah dari konflik internal antara para kader PKS dari jalur IM/Suripto versus jalur Anis Matta yang non IM. Hal ini menggambarkan sedang adanya pertarungan anta elit-elit strategis di luar lingkaran internal masing masing partai. Yang muaranya adalah terbentuknya FORMASI BARU ELIT NASIONAL 2014.  Dan pada tataran ini, PKS di bawah kepemimpinan Luthfi Hasan yang dari faksi IM dan orbit pengaruh Suripto, dirasa tidak bisa klop dengan skenario besar membentuk Formasi baru elit nasional tersebut. Maka operasi khusus KPK menjaring Luthfi Hasan tersebut harus dibaca sebagai bagian dari skenario besar memunculkan Anis Matta sebagai kekuatan baru tanpa saingan di PKS.

Bagaimana perbedaan pola rekrutmen keanggotaan IM dan non IM? Kalau IM penggalangan dan rekrutmennnya berbasis di kampus dan masjid.  Haluan ke-Islaman yang dikembangkan oleh Faksi IM  merujuk pada Hasan al Bana dari Mesir. Ikhwanul Muslimin atau Al Ikhwan al Muslimun secara harfiah diterjemahkan  Organisasi Persaudaraan Muslim, dan didirikan pada 1928 oleh Hasan al-Banna. Adapun rujukan ke-Islaman yang jadi induk ajaran berasal dari Rashid Rida.

Inti ajaran Rashid Rida yang diyakini dan dianut oleh IM Mesir dan pada perkembangannya diadopsi  oleh para kader-kader IM di Indonesia melalui Hilmi Aminuddin dan kawan-kawan,  adalah Islamisme politik. Bahwa Islam adalah satu-satunya jawaban untuk memecahkan berbagai masalah sosial-budaya, ekonomi dan tentu saja politik.  Untuk tegasnya, tidak ada pemisahan antara negara dan agama. Slogannya yang terkenal:  AL QURAN ADALAH PEDOMAN KAMi. JIHAD ADALAH JALAN KAMI. MATI SYAHID ADALAH TUJUAN KAMI.  Bahkan ditegaskan dalam sebuah brosur mereka: "Jika ada orang bilang kepadamu (kader) ini adalah politik, katakanlah bahwa ini adalah Islam."

Uniknya dari IM Mesir yang kemudian lingkup dan eskalasinya semakin meluas dan melebar justru di masjis-masjid dan perguruan tinggi di Eropa dan Amerika, menyusul kedatangan Said Ramadan, anak menantu Hasan al Banna, ketika meneruskan studi hukumnya di Jerman.

Para kader-kader Indonesia sepertinya merujuk pada model yang dikembangkan oleh Said Ramadan dalam pengembangan basis dan jaringan IM di kawasan Eropa, dengan bertumpu pada basis masjid dan perguruan-perguruan tinggi yang ada di Eropa. Tak heran meski sikap mereka sangat radikal dalam meyakini dan memperjuangkan Islamisme politik dan Islam sebagai ideology negara, namun cita rasanya sangat barat seperti dalam berpakaian, dalam mengelola dan mengembangkan organisasi-organisasi sosial, maupun dalam penggunaan teknologi dan mengakses informasi.

Gambaran sekilas mengenai profil kader dan organ-organ yang merujuk pada IM di Eropa, pada perkembangannya menjadi role model atau rujukan  bagi para kader-kader Im di Indonesia. Tujuan strategis kelompok ini adalah menjadi elemen-elemen kunci kelas menegah Indonesia yang berbasis di kampus perguruan tinggi dan masjid-masjid di Indonesia. Karena paham ke-Islaman model IM ini sangat tidak mengakar di pesantren-pesantren berpaham Ahlul Sunnah wal Jamaah yang notabene merupakan tradisional Islam.

Metode Hasan al Banna yang kemudian dikembangkan oleh Said Ramadan dalam menggalang calon-calon kader IM di Eropa adalah dengan mengidentifikasi sebuah permasalahan dalam suatu masyarakat, kemudian memecahkannya. Kelompok tersebut dapat membantu membangun masjid atau sekolah, atau mengembangkan industri  lokal. Dari sini jelas bahwa melalui metode ini, output profil kader-kader IM adalah menjadi aktivis dan penggerak sosial di semua bidang kehidupan masyarakat.

Bahkan gilanya lagi, dalam konsepsi rancangannya tentang pengembangan IM, juga didirikan apa yang disebut "Badan Khusus" semi militer IkhwanulMuslimin. Bagi Banna, maksud dari sebuah organisasi keagamaan memiliki sayap militer sama sekali tidak aneh.

Nah profil kader-kader IM yang berbasis di kampus-kampus dan masjid-masjid inilah yang sejak era 1980-an mulai dibina oleh Badan Koordinasi Intelijen Negara/BAKIN. Pada tataran inilah, Suripto, agen intelijen non organik dari BAKIN, ditugaskan untuk mengontrol sekaligus membina kader-kader IM yang kelak pada saat reformasi dan pemilu 1999, bermetamorfosa sebagai Partai Keadilan.
Dan pada  pemilu 2004, berobah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga sekarang. Untuk menjinakkan kader-kader IM namun pada saat yang sama tetap menjaga radikalisme paham ke-Islaman mereka yang merujuk pada Hasan al Banna dan cendekiawan Muslikm Rashid Rida, Suripto bertumpu pada sosok di dalam IM yaitu Hilmi Aminuddin.  Begitulah. Tifatul Sembiring, Hidayat Nur Wahid dan Luthfi Hasan Iskaq merupakan kader-kader Hilmi Aminuddin, yang berarti juga berada dalam orbit pengaruh Suripto hingga sekarang.

Lalu bagaimana pola dan modus operandi faksi PKS non IM dalam menjaring kader-kadernya untuk masuk dan bergabung sebagai anggota/kader PKS? Kalau faksi non IM PKS penggalangan dan penjaringan anggota dan kader PKS melalui yang disebut Tarbiyah. Semacam kelompok studi/pengkajian/atau pengajian. Profil para anggota yang dijaring umumnya orang orang awam tapi punya tingkat pendidikan yang relatif bagus. Karena mereka ini tidak dalamn bimbingan dan pembinaan ideologis dari faksi IM di PKS, maka orientasi politik Keislaman yang mereka jaring adalah orang orang yang kecewa terhadap figur atau organisasi Muslim seperti NU dan Muhammadiyah. Alhasil, meski PKS terkesan solid, jalur non IM inilah yang rawan terhadap gelombang pragamtisme dan oportunisme yang melanda semua partai yang ada, baik yang berhaluan keagamaan maupun yang berhaluan kebangsaan.

Sekarang, dengan terseretnya Presiden PKS Luthfi Hasan dalam korupsi impor sapi, maka faksi PKS dari IM yang berada dalam orbit Suripto, mengalami kekalahan politik yang cukup melumpuhkan. Sayangnya, hampirsemua pemberitaan terlalu fokus pada besarnya kekayaan Luthfi Hasan. Padahal yang penting digali informasinya adalah, dari jalur mana operasi khusus menjebak Presiden PKS itu berasal. Karena kalau Hidayat Nur Wahid menyebut ini sebagai konspirasi besar, maka elemen elemen di dalam PKS itu sendiri juga ikut bermain. Agaknya, ini adalah kekalahan telak kubu Suripto dan faksi Ikhwanul Muslimin di dalam tubuh PKS. Pertanyaan menarik sekarang, apa manuver Suripto untuk membalikkan keadaan menjadi remis di dalam internal PKS maupun dalam permainan politik di lingkup nasional.

Mencermati apa mamnuver Suripto di PKS saya kira cukup menarik mengingat kenyataan bahwa Suripto lah yang selama ini menjadi "mentor politik" para kader-kader PKS dari jalur IM sejak zaman pemerintahan Suharto di era orde baru. Bukan itu saja. Pada saat memanasnya situasi politik Mei 1998 menuju tumbangnya Presiden Suharto, Suripto merupakan salah satu mentor gerakan Mahasiswa angkatan 1998 dari organ kemahasiswaan KAMMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang para anggotanya semua dari unsur Ikhwanul Muslimin.

Beberapa alumni KAMMI yang kemudian masuk Partai Keadilan dan kemudian PKS seperti Fahri Hamzah dan Rama Pratama, kemudian masuk menjadi anggota DPR-RI bersama-sama dengan Luthfi Hasan, Iwan Prayitno, Hidayat Nur Wahid, Nur Mahmudi Ismail, dan Tifatul Sembiring.

Sementara itu, Anis Matta bergabung dengan PKS namun dari jalur non IM, dan kemudian mengembangan jaringan dan basis kekuatannya melalui  Tarbiyah tersebut di atas. Dan pada perkembangannya, Anis Matta malah lebih dekat dengan jaringan sayap militer yang menginduk pada Jendral Wiranto.  Apalagi ketika pada masa masa awal konsolidasi PKS, Wiranto masih menjabat Panglima TNI.  Jabatan yang waktu masih sangat strategis tidak saja secara kemilitran, tapi juga secara politis.

Yang unik dari koalisi antara faksi IM dan non IM yang berada dalam kendali Anis Matta, Anis selalu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKS siapapun yang menjadi Presiden PKS. Maklum, karena Presiden PKS selalu berasal dari faksi PKS asal IM. Namun rupanya, pengaruh dan kuku-kuku kekuasaan Anis Matta cukup kuat dan mampu mengimbangi pengaruh Suripto lewat IM.

Pada pemilu 2004 dan 2009, sikap politik PKS dalam pemilihan presiden selalu dengan dasar pertimbangan pragmatis dan oportunistik, dan sama sekali tidak ideologis seperti cirri khas dari warna politik IM. Di sinilah bukti nyata pengaruh dan kekuatan politik Anis Matta sehingga pada pemilu 2004 PKS memihak Jenderal Wiranto pada putara pertama, dan SBY pada putaran kedua.

Padahal, pada pemilu 2004 Partai Islam berhaluan modernis Partai Amanat Nasional (PAN) memutuskan untuk mengusung duet Amien Rais-Siswono Yudo Husodo. Namun dengan pertimbangan pragmatism dan oportunismenya,  PKS lebih memihak calon calon dari kalangan militer seperti Wiranto dan SBY daridapada Amien Rais yang bagaimanapun juga masih mengidentifikasi dirinya sebagai figure dari kalangan Muslim.

Sedangkan pada Pemilu Presiden 2009, PKS  juga dengan pengaruh dari Anis Matta, mendukung duet Jusuf Kalla-Wiranto, yang kemudian di putaran kedua juga akhirnya berpaling ke duet SBY-Budiono.

Dari sini sudah tergambar bahwa Anis Matta bekerja untuk jaringan militer yang di masa orde baru dekat dengan Cendana Group, khususnya BIMANTARA GROUP pimpinan Bambang Trihatmojo.

Apakah ini berarti PKS di bawah kepemimpinan Presiden Anis Matta akan mencalonkan kembali Wiranto pada pemilu 2014? Itu memang bisa jadi salah satu kemungkinan.  Namun tidak tertutup kemungkinan lain yang jauh lebih strategis daripada sekadar mendukung Wiranto yang dari segi usia sebenarnya sudah tidak akan popular lagi di mata masyarakat.

Kemungkinan kedua, Anis Matta mungkin akan menjadi mata-rantai penting dari terbentuknya KONFIGURASI ELIT STRATEGIS BARU pada 2014 mendatang. Terlepas masih akan tetap muncul dari sistem dan aturan main pemilu seperti 2004 dan 2009, atau akan muncul dari sistem dan aturan main baru di luar kerangka dan skema Pemilu 2004 dan 2009.

Jika skenario ini benar, Anis Matta dan PKS akan menjadi operator politik penting dari Bimantara/Cendana Group dan tetap dalam koordinasi politik baik dengan Surya Paloh maupun Hari Tanoe. Dua Bandar politik besar yang akan bertindak sebagai "King Maker" calon presiden Indonesia 2014.(IRIBIndonesia/theglobal review/PH)

*Direktur Eksekutif Global Future Institute

Source : http://indonesian.irib.ir